socialbali.com

Berita Lokal, Isu Global – Dari Bali untuk Dunia

Lonjakan Wisata Domestik Indonesia Pasca Pandemi di Tahun 2025

wisata domestik indonesia

Lonjakan Wisata Domestik Indonesia Pasca Pandemi di Tahun 2025

Setelah dua tahun sektor pariwisata Indonesia terpuruk akibat pandemi COVID-19, tahun 2025 menjadi titik balik luar biasa. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, jumlah wisatawan domestik menembus lebih dari 1 miliar perjalanan wisata per tahun, melampaui masa pra-pandemi.

Fenomena ini menandai transformasi besar: wisatawan lokal kini menjadi tulang punggung utama pariwisata Indonesia, bukan lagi wisatawan asing.

Artikel ini membahas secara mendalam lonjakan wisata domestik Indonesia tahun 2025 — dari penyebab pertumbuhannya, destinasi favorit baru, perubahan perilaku wisatawan, peran pemerintah & swasta, hingga dampaknya terhadap ekonomi, sosial, dan budaya.


Latar Belakang: Kebangkitan Wisata Domestik

Beberapa faktor utama mendorong lonjakan ini:

1. Penundaan perjalanan selama pandemi
Masyarakat menunda liburan selama 2020–2022, lalu melakukan “revenge travel” besar-besaran setelah situasi aman.

2. Pertumbuhan ekonomi kelas menengah
Daya beli masyarakat membaik, jumlah kelas menengah naik, dan mereka memprioritaskan pengeluaran untuk pengalaman dibanding barang.

3. Infrastruktur pariwisata membaik drastis
Pembangunan jalan tol, bandara baru, pelabuhan, dan homestay desa wisata membuat akses lebih mudah.

4. Promosi wisata nasional masif
Kampanye “Bangga Berwisata di Indonesia” gencar dilakukan pemerintah dan influencer media sosial.

5. Tiket transportasi domestik lebih murah
Persaingan maskapai dan operator kereta membuat tarif perjalanan lokal semakin terjangkau.

Gabungan faktor ini membuat wisata domestik menjadi gaya hidup baru masyarakat Indonesia.


Perubahan Perilaku Wisatawan Lokal

Wisatawan Indonesia 2025 punya perilaku berbeda dibanding generasi sebelumnya:

  • Lebih memilih destinasi dalam negeri daripada luar negeri karena dianggap lebih murah dan kaya budaya

  • Lebih suka short escape (liburan pendek 2–4 hari) dibanding liburan panjang

  • Berwisata lebih sering (3–5 kali setahun) meski durasinya pendek

  • Sangat aktif berbagi konten di media sosial selama perjalanan

  • Lebih peduli kebersihan, kesehatan, dan kenyamanan destinasi

  • Menyukai wisata pengalaman (experiential travel) seperti belajar membatik, memetik kopi, atau tinggal di rumah warga

  • Mulai memperhatikan keberlanjutan dan dampak sosial dari wisata yang mereka lakukan

Generasi muda mendominasi, menjadikan wisata sebagai bagian dari identitas sosial mereka.


Lonjakan Kunjungan ke Destinasi Favorit

Beberapa destinasi domestik mencatat lonjakan pengunjung luar biasa:

1. Bali

  • Kembali jadi destinasi utama setelah sempat sepi saat pandemi

  • Kini banyak wisatawan lokal dari kota besar (Jakarta, Bandung, Surabaya) yang rutin liburan singkat ke Bali

  • Seminyak, Canggu, dan Ubud jadi favorit anak muda digital savvy

2. Yogyakarta

  • Lonjakan wisata edukasi, budaya, dan kuliner

  • Wisatawan muda memadati Malioboro, Kotagede, dan HeHa Sky View

  • Muncul banyak desa wisata dan glamping di pinggiran Yogya

3. Labuan Bajo (NTT)

  • Lonjakan wisata kapal liveaboard, trekking pulau, dan diving

  • Infrastruktur bandara dan pelabuhan baru membuat akses makin mudah

4. Danau Toba (Sumut)

  • Didukung pembangunan jalan dan resort baru

  • Wisata alam dan budaya Batak jadi daya tarik utama

5. Mandalika (Lombok)

  • Makin ramai usai MotoGP dan konser musik internasional

  • Banyak resort dan beach club baru bermunculan

6. Likupang (Sulut) & Morotai (Maluku Utara)

  • Muncul sebagai destinasi baru generasi muda untuk diving dan island hopping

Lonjakan ini memeratakan pertumbuhan pariwisata ke luar Bali.


Pertumbuhan Desa Wisata

Desa wisata menjadi bintang baru pariwisata domestik:

  • Lebih dari 3.500 desa wisata aktif pada 2025

  • Menawarkan homestay, budaya lokal, kerajinan tangan, kuliner khas, dan wisata alam

  • Didukung penuh oleh Kemenparekraf lewat program Anugerah Desa Wisata Indonesia

  • Memberi penghasilan langsung ke masyarakat desa

  • Contoh sukses: Nglanggeran (DIY), Penglipuran (Bali), Pentingsari (Sleman), Tetebatu (Lombok)

Desa wisata menjadikan pariwisata sebagai alat pemerataan ekonomi nasional.


Peran Pemerintah dalam Kebangkitan Wisata Domestik

Pemerintah pusat dan daerah berperan penting:

  • Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Pariwisata untuk UMKM, hotel, dan transportasi

  • Pembangunan infrastruktur 5 Destinasi Super Prioritas (DSP): Labuan Bajo, Mandalika, Likupang, Danau Toba, Borobudur

  • Promosi besar-besaran lewat Wonderful Indonesia dan media sosial

  • Kampanye Bangga Berwisata di Indonesia yang menggandeng influencer

  • Subsidi tiket pesawat & kereta saat low season

  • Sertifikasi CHSE (Clean, Health, Safety, Environment) untuk destinasi dan hotel

Dukungan ini menciptakan ekosistem wisata domestik yang kondusif dan kompetitif.


Peran Swasta dan Startup Pariwisata

Sektor swasta juga berkontribusi besar:

  • Online travel agent (OTA) seperti Traveloka, Tiket.com, Pegipegi memperluas promosi destinasi lokal

  • Startup glamping, homestay, dan pengalaman wisata tumbuh pesat

  • Banyak influencer lokal membuat konten wisata nusantara viral

  • Industri transportasi (maskapai, kereta, bus) memberi paket bundling wisata

  • Bank dan e-wallet menyediakan promo cashback dan cicilan wisata

Sektor swasta menjadikan wisata domestik makin mudah, terjangkau, dan menarik.


Dampak Ekonomi Wisata Domestik

Ledakan wisata domestik menciptakan dampak ekonomi luar biasa:

  • Menyumbang lebih dari Rp1.200 triliun ke PDB nasional pada 2025

  • Menciptakan jutaan lapangan kerja baru di perhotelan, transportasi, kuliner, dan jasa kreatif

  • Menghidupkan UMKM lokal (oleh-oleh, kerajinan, pemandu wisata, fotografer)

  • Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pajak hotel, restoran, dan retribusi wisata

  • Mengurangi ketimpangan antarwilayah karena wisatawan menyebar ke luar Jawa-Bali

Wisata domestik terbukti menjadi mesin penggerak ekonomi nasional pasca pandemi.


Dampak Sosial dan Budaya

Selain ekonomi, ada dampak sosial besar:

  • Meningkatkan rasa bangga masyarakat terhadap keindahan dan budaya Indonesia

  • Menghidupkan kembali kesenian lokal, upacara adat, dan tradisi

  • Menguatkan kohesi sosial antar daerah karena warga saling mengunjungi dan mengenal budaya

  • Mengurangi arus urbanisasi karena anak muda mendapat penghasilan dari industri wisata di kampung halaman

  • Mendorong gaya hidup sehat & outdoor di kalangan generasi muda

Pariwisata menjadi alat pemersatu bangsa dan penguat identitas nasional.


Tantangan Pertumbuhan Wisata Domestik

Namun, ada tantangan yang harus diwaspadai:

1. Overtourism
Beberapa destinasi seperti Bali, Yogyakarta, dan Labuan Bajo mulai mengalami kepadatan berlebih.

2. Kerusakan lingkungan
Sampah wisata, polusi, dan pembangunan tak terkendali mengancam keindahan alam.

3. Ketimpangan infrastruktur
Banyak destinasi indah di Indonesia timur belum punya akses transportasi dan internet memadai.

4. SDM pariwisata belum merata
Masih banyak pelaku wisata yang kurang terlatih soal layanan, manajemen, dan bahasa asing.

5. Ketergantungan pada tren musiman
Wisata domestik masih rentan anjlok saat terjadi bencana atau ketidakstabilan ekonomi.

Tantangan ini harus diatasi agar pertumbuhan wisata tetap berkelanjutan.


Strategi Menuju Wisata Domestik Berkelanjutan

Beberapa langkah yang mulai dilakukan:

  • Menyusun Rencana Induk Pariwisata Nasional 2025–2035 fokus wisata berkelanjutan

  • Menerapkan batas kuota pengunjung (carrying capacity) di destinasi rawan overtourism

  • Memberikan pelatihan manajemen & bahasa asing untuk pelaku wisata desa

  • Membangun infrastruktur hijau (transportasi listrik, pengelolaan sampah modern)

  • Memberi insentif fiskal bagi investor yang membangun di luar Jawa-Bali

  • Mengembangkan platform digital desa wisata nasional untuk promosi & reservasi

Langkah ini ditargetkan menjadikan wisata domestik sebagai tulang punggung pariwisata berkelanjutan Indonesia.


Masa Depan Wisata Domestik Indonesia

Melihat tren 2025, masa depan wisata domestik sangat cerah:

  • Jumlah perjalanan wisata domestik bisa tembus 1,5 miliar pada 2030

  • Desa wisata jadi penggerak utama ekonomi kreatif lokal

  • Wisatawan lokal menjadi basis pendapatan tetap destinasi Indonesia

  • Indonesia tak lagi bergantung pada wisatawan mancanegara

  • Industri pariwisata nasional lebih tangguh menghadapi krisis global

Wisata domestik akan menjadi tulang punggung utama pariwisata nasional.


Kesimpulan

Wisata Domestik Jadi Penyelamat dan Motor Baru Pariwisata Indonesia
Lonjakan perjalanan lokal membuktikan kekuatan pasar dalam negeri dalam memulihkan ekonomi.

Tapi Harus Dikelola agar Tidak Merusak Lingkungan dan Budaya Lokal
Tanpa pengelolaan, overtourism bisa merusak alam dan identitas budaya destinasi.


Referensi